Anik Setyawati (47), warga Kelurahan Menur Pumpungan Kecamatan Sukolilo, tidak terbendung air matanya tatkala menyadari anaknya bisa mengenyam bangku SD. Senin (22/8/2022) pagi, Anik mengantar buah hatinya Aulia Ramadhani (7) berangkat menuju SDN Menur Pumpungan IV/236 untuk masuk sekolah perdana.
“Saya terima kasih, saya bisa dibantu, sungguh terima kasih Bu Reni, anak saya sudah bisa sekolah, saya tidak bisa berkata-kata lagi, moga-moga bu Reni bisa melayani lebih banyak lagi, saya mohon bu biar anak-anak dimana saja (bisa sekolah),” ujarnya sambil menyeka air mata, Senin (22/08/2022).
Ibu tiga anak itu mengatakan sempat pesimis lantaran selain terkendala biaya, si kecil juga tidak memiliki ijazah TK sebab ia pun tidak mampu menyekolahkan, alhasil kondisi ini membuatnya khawatir dan tidak berani mendaftarkan anaknya masuk SD.
Namun dirinya tak patah arah, semangat untuk menyekolahkan anak ketiganya itu kemudian dapat terwujud berkat bantuan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti.
Di hari yang sama, rona bahagia terpancar di wajah Safinatun Najah (7), Siswa kelas satu SD, yang begitu semangat masuk sekolah perdana di SDN Wonorejo I/312. Kiranya begitu yang dituturkan Chotimah (40), ibunda Safina, warga Kelurahan Wonorejo Kecamatan Tegalsari.
“Putri saya sudah bisa masuk sekolah, saya sangat-sangat berterima kasih sekali sama bu Reni yang sebesar-besarnya. Karena berkat upaya dan bantuan bu Reni anak saya bisa sekolah kembali, matur nuwun,” ungkap Chotimah sembari memeluk Safinah
Safinah sempat tertinggal masuk sekolah karena miskomunikasi ketika proses daftar ulang yang mengakibatkan anak kedua dari Chotimah ini tidak tercantum sebagai peserta didik sekolah tersebut.
Akan tetapi, perjuangan Chotimah untuk tetap teguh menyekolahkan anaknya pun membuahkan jalan usai informasi tersebut diterima Reni, sapaan akrab Pimpinan DPRD Surabaya dari Fraksi PKS itu saat mengetahui persoalannya.
Dilaporkan sejak Senin (15/8/2022) lalu, legislator itu menyambangi kediaman Aulia dan Safinah untuk mengetahui kondisi langsung dan informasi terkini dari masing-masing anak tersebut.
Satu pekan berselang, kini keduanya tampak begitu ceria mengenakan pakaian putih-merah SD yang mereka miliki. Meski terlihat agak malu-malu, namun keduanya punya kesan tersendiri di hari pertama masuk sekolah.
“Mau anaknya tadi langsung (ikut kelas) kan masih pertama ya perkenalan dulu gitu sama wali kelasnya sama gurunya tadi, tapi dia pengen langsung kenalan, main,” beber Anik tersenyum.
“Pastinya seneng banget ya, pas dibangunin pertama itu ayo sekolah gitu, langsung semangat dia,” ucap Chotimah terpisah menceritakan antusias Safina di hari perdana masuk sekolah.
Tuntas mendampingi proses masuk sekolah kedua anak itu, dalam penyampaiannya Reni berharap agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Terlebih sudah satu bulan sejak kegiatan belajar dan mengajar di sekolah berlangsung namun masih didapati anak-anak yang belum sekolah baik jenjang SD maupun SMP.
Lebih lanjut, politisi PKS ini menekankan agar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya dapat terus berkoordinasi bersama perangkat tingkat kelurahan dan kecamatan demi memastikan tidak ada anak-anak di Kota Pahlawan yang tidak dapat mengenyam bangku sekolah.
"Saya mendorong kepada Dispendik untuk berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk memastikan tidak ada warga surabaya yang tidak bisa sekolah, ini harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya.
Terakhir ia pun menghimbau kepada masyarakat secara umum bahwa bagi warga yang punya persoalan sosial, baik kendala dalam akses kebutuhan dasar maupun bantuan advokasi dapat menyampaikan kepada DPRD Kota Surabaya.
“Kami sebagai DPRD siap menerima laporan dari masyarakat barangkali ada warga yang bersangkutan hingga saat ini anaknya belum bisa sekolah karena sesuatu hal silahkan disampaikan kepada kami atau melalui fraksi atau komisi D yang menangani terkait bab ini,” tuntasnya.
(rri.co.id)
