Rencana kenaikan harga tiket masuk Kebun Binatang Surabaya (KBS) dari Rp15.000 menjadi Rp25.000 memicu respons dari kalangan legislatif. Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Enny Minarsih, meminta agar wacana ini dikaji secara matang sebelum diterapkan ke publik.
"Itu baru wacana. Saya juga sempat tanyakan ke publik, karena KBS ini kan tempat hiburan yang sangat merakyat dan sudah lama tidak naik," ujarnya, Senin (14/4).
Menurut Enny, aspirasi masyarakat yang dihimpunnya menunjukkan bahwa sebagian besar mendukung adanya penyesuaian tarif, namun dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
"Waktu saya buka ke publik, sebagian usul naik Rp5.000 saja, jadi Rp20.000. Karena memang sudah puluhan tahun tidak naik dan sekarang ada renovasi serta spot-spot baru yang lebih Instagramable," jelasnya.
Ia menekankan bahwa jika tarif benar-benar naik hingga Rp25.000, maka terjadi kenaikan sebesar Rp10.000, dan hal itu harus dikomunikasikan secara terbuka kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kesan memberatkan.
"Apalagi kalau pengunjung tidak boleh bawa makanan dari luar, terus harga tenan di dalam mahal, itu jadi keluhan. Harus terbuka lah, jangan sampai pengunjung merasa terjebak," tambahnya.
Tak hanya soal tiket, Enny juga menyoroti harga makanan dan minuman di area KBS yang dinilai tidak ramah di kantong pengunjung. Menurutnya, hal ini perlu menjadi perhatian serius dari pengelola, mengingat banyaknya masyarakat kecil yang menjadikan KBS sebagai tujuan rekreasi keluarga.
Lebih lanjut, Enny mengungkapkan bahwa rencana kenaikan tiket ini kemungkinan bertujuan menutup potensi kerugian operasional KBS yang mencapai Rp602 juta. Ia pun berharap, dengan KBS yang kini dikelola sebagai Perumda, pelayanan dan sistem manajemennya bisa semakin baik.
"Kita dukung agar KBS tetap jadi tempat hiburan andalan warga, tapi dengan pengelolaan yang lebih baik dan tidak membebani pengunjung," pungkas legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
(nawacitapost.com, 15 April 2025)
