
Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Enny Minarsih, menggelar kegiatan serap aspirasi masyarakat (reses) di kawasan Jororan I Daerah Pilihan (Dapil) 1, RT-06, RW-13, Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Rabu Siang (21/5/25).
Dalam pertemuan ini, sejumlah warga yang terdiri dari paguyupan bank sampah menyampaikan masukan penting, salah satunya terkait keberadaan dan pengembangan bank sampah unit di wilayah mereka.
Asri Hardini, selaku Koordinator Wilayah dan Ketua Paguyuban Bank Sampah Mojo Elok, menyoroti pentingnya dukungan pemerintah terhadap gerakan swadaya pengelolaan sampah yang telah lama berjalan di lingkungan mereka.
“Mojo sudah memiliki 70 bank sampah unit yang dikelola secara swadaya. Target kami adalah seluruh RT aktif—jumlahnya 100 dari 117 RT—memiliki bank sampah sendiri,” ujar Asri.
a menegaskan, meskipun tidak semua pengelola berasal dari Kader Surabaya Hebat (KSH), semangat warga tetap tinggi dalam memilah dan mengelola sampah secara mandiri.
Paguyuban Bank Sampah Mojo Elok tidak hanya aktif di wilayah Kelurahan Mojo, tetapi juga memperluas pembinaan pembentukan bank sampah di lima kelurahan di Kecamatan Gubeng, atas permintaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kelurahan Mojo sebagai pilot project.
“Dari target 50 unit bank sampah untuk lima kelurahan, saat ini sudah terbentuk 20. Kami berharap dukungan nyata dari pemerintah kota agar gerakan ini terus tumbuh,” jelasnya.
Asri juga menyinggung pentingnya insentif bagi para koordinator bank sampah yang selama ini bekerja tanpa bayaran. Ia mengusulkan agar Pemkot Surabaya dapat mengalokasikan dana, minimal sebesar Rp100.000 per bulan, untuk mendukung operasional para relawan tersebut.
Menanggapi aspirasi tersebut, Enny Minarsih dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan warga dalam menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri. Ia menilai kiprah para pengelola bank sampah sangat berdampak terhadap pengurangan volume sampah rumah tangga, pencegahan banjir, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ini bukan hanya soal memilah sampah, tapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Barang yang tadinya dibuang, bisa menjadi bernilai dan kembali dimanfaatkan oleh warga,” ujar Enny.
Ia juga menekankan bahwa keberadaan bank sampah tidak hanya membantu tugas Dinas Lingkungan Hidup, tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan kota.
Enny berkomitmen untuk menyampaikan aspirasi ini langsung kepada Wali Kota atau Pemerintah Kota Surabaya. “Saya akan bantu memediasi dan mengomunikasikan ini ke Pemkot. Aspirasi warga harus didengar dan ditindaklanjuti,” pungkasnya.